Seperti setiap pagi lainnya selama pandemi ini melanda, saat masa pengurangan aktifitas di luar rumah pun sudah berkali kali berganti nama, setelah selesai tugas dari "negara Api yang menyerang " (Avatar Aang), kunyalakan Laptop yang akhir akhir ini jadi sahabat paling setiaku di kala susah dan senang. Kutunggu bunyi HP yang pastinya beberapa menit lagi akan memanggil tanpa henti hingga siang nanti, ya setiap hari duduk bersila atau sambil sesekali berbaring meregangkan badan yang kan mulai terasa pegal, kepala yang mulai akan terasa berat juga, kursi dan meja kerja sudah sedikit lelah menemani belakangan ini, diduduki saja kursi sudah membuat bokong ku panas, meja sudah mulai semakin mengeras dan membuat sikut seperti kebas.
Sambil membuka file dalam setiap folder kerjaan kantor yang harus kuselesaikan, setelah selesau evaluasi nilai tempo hari yang dipenuhi drama seperti yang sudah sudah, sampai karena kesalahan input ku, membuat semua orang orang penting di bagianku merasa gerah, hingga beberapa orang menganggapku tidak kompeten dalam pekerjaan ini. Ya, aku penginput nilai cabutan. Beberapa lama ini aku juga merasa kurang tepat berada di posisi ini, selalu karena saat ada kesalahan dari ku, semua bisa menegurku di depan forum ( online) seperti " Iya tuh bu, ajarin tuh operator nya biar agak pintar dikit". Atau " Aduuuh gimana sih mbak, kok bisa terulang kesalahan yang sama", juga kata kata yang sering terdengar "ngenye " lainnya. Sampai aku akhirnya merasa " I am not good at this". Padahal kesalahan kesalahan lain dari mereka selalu terkesan di buat "aman". Overall, aku sangat bersyukur masih banyak orang yang memperhatikan, banyak yang mau mengeluarkan energi nya untuk memperbaikiku, pasti karena banyak orang baik disekitarku. Keluhan pagi seperti itulah yang keluar di proses benak saat mouse ku berselancar di lautan file nilai.
Sudah tidak dilibatkan dalam pengolahan nilai lagi!, syukur ku tiada henti saat dikembalikan ke tugas lamaku yang notabene memang cocok sekali dengan latar belakang kemampuanku, HUMAS dan pelayanan umum, aku memang jagonya disitu, aku ini trainer for trainer sudah sejak lama, tapi saat memilih untuk bekerja di tempat sekarang karena tertarik dengan tawaran " Men doseni suatu hari" nya aku keep up dengan tugas yang diberikan, anyway, aku tidak pernah bilang "tidak bisa" Aku selalu bilang " Saya coba yang terbaik" Yaa kalau hasilnya tidak maksimal, at least sudah do my best.
Hari ini aku fokus saja dengan tugas humas dan kepegawaian di tempat ini, mengajar English di kampus lain, dan training trainer di tempat kursusku. 2012 aku mulai membuka lembaga pelatihan ini, almarhumah mamaku bilang "harus istiqomah, biar terasa hasilnya" Katanya kalau di tekuni apapun akan menghasilkan pada akhirnya. Bersyukur sekali dari dulu selalu dapat do'a terbaik dari nya, sampai hari ini do'a do'a mustajab alm mama yang dulu sampai ke langit sudah Allah SWT kembalikan berupa pertolongan, kebaikan, kebahagiaan dari pintu yang tidak terduga kadang.
ProNative nama itu sudah kubangun sejak 2012, berbadan hukum done, dengan nya aku sudah dipertemukan dengan orang orang hebat, salah satunya adalah yang memasukkan ku bekerja ditempat sekarang, berawal sebagai trainer untuk staf dan dosen di Departemen yang beliau pimpin saat itu, beserta lembaga training bahasa asing ini aku sudah jalan jalan ke pulau Sumatera, Lombok, Bali, Jawa Tengah sampai Kalimantan. "1 bulan jago ngomong English jaminan Uang kembali! " Jargon program yang aku jual, alhamdulillah semua berkat pertolongan Nya dan do'a orang tuaku peserta pelatihan selalu merasa puas dengan hasilnya.
Banyak sekali cerita yang menakjubkan dengan lembagaku ini. Hingga hari ini semua terekam indah dan terbungkus menjadi semangat ku untuk selalu belajar lebih baik lagi, dengan ilmu yang sangat terbatas dan jauh dari baik, aku bisa survive. Dalam kondisi tak menentu seperti sekarang ini, saat banyak usaha lain collapse, kami masih bisa bertahan dengan peserta kursus yang bertambah dan yang ingin bergabung kembali. Saat dunia sedang tantrum kami berdiri tersenyum.
Tantrum, yaa bumi ini sedang tantrum. Mungkin sudah hilang mood nya juga. Hingga semua menjadi sasaran amukannya. Wabah melanda, musibah dimana mana, semakin banyak orang orang sholeh diambil Sang Pemiliknya. Mungkin Dunia sudah tua dan lelah juga, hanya tinggal kita yang masih bertahan ini yang akan mengahadapi tantrum nya bumi. Pikirku dalam benak.
"No Complain" Ku bilang dalam hati. Semua orang punya perjuangannya masing masing, semua berada di jalan terjalnya sendiri sendiri. Dan bumi ini pun sedang berada di jalan terjal dan berlikunya. Lagi lagi kata kata almh Mama dalam bahasa Sundanya
" Beurat ecagkeun, hampang bawa lumpat, cape reureuhkeun, ulah jadi beban, sanghareupan naon oge, anu salah moal jadi bener anu bener moal jadi salah. Dunya ancur langit runtuh nu bener moal jadi salah"
Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia itu seperti ini
" Berat simpan, ringan bawalah berlari, jika lelah istirahat dulu, jangan jadikan beban, hadapi saja, yang salah tidak akan pernah jadi benar dan yang benar tidak akan jadi salah, walaupun dunia hancur langit runtuh kalau benar akan tetap benar"
Yaa hari ini, seperti biasa aku teringat kembali kedua orang yang paling memotivasi ku "Bapak Mamah". Di saat dunia tantrum begini aku bisa bertahan dengan senyuman di bibirku dan tenaga penuh di tangan dan kaki ku serta ilmu yang tidak pernah akan terasa cukup untuk bekalku.
Salam ODOW (One Day One Writing)
Sukabumi, 14 Juli 2021