Translate Here

Friday, December 24, 2021

Festival SATUGURU Menulis

SATUGURU Bentuk dari "Bionic Growth Mindset"

Oleh : Phia Selfiarti,M.Pd.

#SATUGURU  

 

 


Sepertinya membicarakan tentang guru, fungsi dan tugasnya serta kiprahnya di masyarakat tidak akan ada habisnya jangankan di tahun 2021, jauh sebelum tahun ini  guru selalu menjadi trend setter . Dalam setiap era, peran guru selalu memegang posisi terpenting dalam pendidikan, bagaimana tidak, baik buruknya output  pendidikan seolah merupakan notabene hasil kerja guru. Setidaknya begitulah pandangan masyarakat awam di negara kita.

Guru  dipandang sebagai "manusia super", yang dituntut untuk dapat mengikuti semua perkembangan dalam dunia pendidikan dan masyarakat secara umum. Jabatan tertinggi guru di masyarakat adalah sebagai panutan hingga muncullah istilah Guru itu di GUGU dan DITIRU. Dimana setiap tingkah laku, keputusan, ide atau saran yang dikontribusikannya pada masyarakat merupakan tolok ukur dari kemajuan suatu bangsa.


Guru dan Society 5.0

Kaitannya dengan manusia super maka gambaran seperti itulah yang diberikan oleh Jepang sebagai negara yang pertama kali mencanangkan tatanan masyarakat 5.0 atau Society 5.0.  Apakah itu Society 5.0 ? menurut website Cabinet Office, 

Society 5.0 adalah "A human-centered society that balances economic advancement with the resolution of social problems by a system that highly integrates cyberspace and physical space."  

Tatanan masyarakat 5.0 adalah masyarakat yang terpusat pada pemberdayaan  manusia yang ditujukan untuk menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang siber dan ruang fisik.

Lagi lagi guru yang akan menjadi pusat perhatian utama dalam urusan mempelopori integrasi yang dibutuhkan dalam perkembangan tatanan masyarakat ini. Integrasi antara ruang siber dan ruang fisik akan sangat dibutuhkan dalam membentuk manusia manusia super pada tatanan ini. Guru sebagai pemegang tombak pergerakan menuju berkembang dan terintegrasinya hal tersebut, dituntut secara instan untuk dapat menguasai medan, dan dunia digital sebagai sarana ruang siber yang semakin berkembang pesat menjadi medan untuk para guru dalam  mengintegrasikan ruang fisik manusia dalam hal ini berupa peserta didik, dengan ruang siber yang tersedia. 


Guru dan Growth Mindset

Untuk membentuk manusia super yang siap bersaing dengan dan dalam dunia siber maka guru harus juga mampu mengikuti perkembangan dunia teknologi dan menjadi motivator bagi peserta didik agar menguasai literasi digital, multitasking dan memiliki daya saing yang tinggi. Maka juga guru haruslah memiliki Growth Mindset,  menurut seorang dosen filsafat ilmu PS S3 ,dari Institut Pertanian Bogor , Dr.Ir.Aceng Hidayat dalam salah satu artikelnya berjudul Disrupsi, "Growth Mindset" dan Kompetensi Dosen, mengatakan bahwa " Growth Mindset yaitu mindset  yang berubah, adaptif, dan berorientasi ke masa depan.Ia antisipatif dan siaga menghadapi perubahan".

Dengan begitu besarnya tugas yang diberikan kepada guru, diharapkan agar setiap guru dapat memotivasi dirinya sendiri untuk memiliki growth mindset dan mengasah kompetensi dirinya bagaikan bionics  yang selalu butuh untuk me-recharge baterei nya berupa keilmuan, pengetahuan dan keterampilan yang semakin bervariasi. Agar pada akhirnya dapat juga memotivasi setiap peserta didik pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya untuk berperan aktif dalam mengikuti derap langkah perubahan tatanan kehidupan yang baru, tanpa "Kaget". 


Guru dan Resolusi Masa Depan 

Guru harus menjadi agen perubahan yang mempunyai pola pikir berkembang, yang siap dengan segala perubahan, antisipatif dan mampu membentuk kualitas manusia baru yang memiliki growth mindset seperti dirinya. Oleh karena itu fungsi guru sebagai motivator merupakan bukti konkrit dari pola pikir yang berorientasi pada masa depan. Dimana motivasi adalah kebutuhan terbesar setiap manusia dalam kondidi seperti di era disruptif sekarang ini. Dimana dunia industri dan teknologi dan inovasi berkembang begitu pesat hingga siapapun yang tidak mampu mengejar nya akan tertinggal dan tergerus oleh roda kemajuan, hingga menjadi korban dari sistem dengan tatanan yang baru.

Dengan membentuk mindset yang mampu memotivasi maka bentuk dari resolusi pencapaian kerja guru ditahun 2022 salah satunya adalah dengan memasukkan kemampuan seperti bionics atau manusia super yang segala bisa untuk guru Indonesia, Seperti artinya bionics adalah manusia yang memiliki kekuatan eleketronik dalam tubuhnya sehingga berfungsi maksimal sebagaimana di masukkan program ke dalamnya. Merancang resolusi untuk tahun berikutnya dengan memaksimalkan fungsi growth mindset seorang manusia super yang mampu beradaptasi dengan segala perubahan baik itu sistem maupun tatanan masyarakat, tanpa mengalami terlalu banyak eror hingga dapat mengurangi resiko penundaan pemahaman bagi pesert didik, menjadi guru yang handal, siap pakai, ready to go  saat dihadapkan dengan semua tantangan dalam tatanan masyarakat 5.0.

Resolusi guru dimasa depan adalah menjadi motivator yang terbaik, yang dapat menciptakan manusia manusia yang memiliki bionics growth mindset, yaitu manusia yang memiliki Kemampuan untuk beradaptasi dengan fast paced industry dan dunia digital, manusia yang tidak kalah bersaing dengan Artificial intelligence bahkan dapat menciptakan AI, dengan jiwa yang besar, semangat yang tak terkalahkan dan kecerdasan yang mampu bersaing untuk kebermanfaatan khalayak banyak.


SatuGuru dan Harapan di Tahun 2022

Semoga ditahun 2022, dan tahun tahun kedepan semua guru bangsa ini menjadi lebih kompeten, lebih keren dan lebih beken baik dalam dunia pendidikan negeri ini maupun kancah internasional. Menjadi manusia yang lebih adaptif, lebih konstruktif dan lebih positif dalam berkontribusi. Manusia dengan Bionic growth mindset. Pola pikir pemenang, pejuang dan manusia super yang tak terkalahkan, memiliki kesiapan yang bagaikan terprogram dalam dirinya hingga bangsa ini menjadi lebih maju dan terintegrasi baik dalam ruang siber dan ruang fisik.

 #SATUGURU sebagai wadah untuk guru guru di nusantara saling berbagi, berlatih dan berkembang bersama,  komunitas ini menjadi salah satu sarana untuk guru menuju manusia bionics dan mempersiapkan mereka untuk siap, adaptif, inisiatif , berubah dan berorientasi pada perubahan di masa depan yang lebih cerah.

#SATUGURU adalah bukti nyata dari Bionics Growth Mindset . Komunitas yang membawa harapan untuk setiap guru di negeri tercinta agar selalu dapat memberikan totalitas tanpa mengesampingkan solidaritas.


Video Motivasi dari Mahasiswa STIE PGRI Sukabumi



Festival #SATUGURU Menulis

 

 

Tuesday, November 30, 2021

WHAT DO WE EXPECT ON OUR HYBRID LEARNING CLASSROOM


The article I am writing is inspired by one of my teacher Om Jay, teach with heart, teach with ikhlas and teach with smile that last. Also this is a short review about the workshop with MGMP english in Kota Sukabumi , on Tuesday November 30th 2021. 

This is the first day that I stand before my High School Teachers, and be the speaker in the program that they held. It is a great honour for me that I can be a part of their struggle within the educational field as teachers.

May all my teachers that have taught me to be better in all the goodness and blessings I have today, be in Allah Blessing and merciful. Teaching is Fun because I can teach something I have taught for my beloved teachers. 


MGMP Bahasa Inggris Kota Sukabumi 



 Semenjak pandemi COVID-19 banyak sekali perubahan yang terkesan dipaksakan disemua lini, termasuk dunia pendidikan. Bagaimana tidak anak - anak kita , para pencari jati diri dan kalangan pejuang pencari pengakuan dari lingkungannya, dipaksa tinggal di rumah, mulai dari mengerjakan kegiatan rumah yang normalnya mereka hindari, hingga GABUT  (alias gak ada kerjaan)  didepan gadget mereka untuk sekedar mendengarkan penjelasan sang guru, yang juga makin kehabisan ide untuk memeriahkan kelas online.

Maka datanglah waktunya dimana si abang COVID-19 seolah hidup berdampingan dengan kita semua, lalu  kelas -kelas yang tadinya di tutup pun mulai di buka kembali, disegarkan dan di renovasi perlahan. Kelas apa ? kelas belajar di sekolah, lembaga pendidikan dan pelatihan. Walaupun dengan proses yang bertahap apakah itu ? Pembelajaran Tatap Muka terbatas. 

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT)

Dari  halaman Facebook Kemdikbud.RI  dijelaskan bahwa Untuk sekolah yang pendidik dan tenaga kependidikannya telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 secara lengkap, maka pemerintah pusat, pemerintah daerah, kantor wilayah Kementerian Agama provinsi, kantor Kementerian Agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya mewajibkan sekolah, mulai dari tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi di wilayahnya untuk menyediakan layanan: (a) pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan; dan (b) pembelajaran jarak jauh.

Nah, kebijakan ini pun bergulir hingga muncullah tahap percobaan untuk PTMT di beberapa daerah secara berkala, karena itupun harus memenuhi izin pemerintah daerah serta penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Pada prakteknya kegiatan PTMT tersebut mulai membuka fasilitas sekolah untuk pembagian jam masuk bagi siswa dan jam mengajar bagi tenaga pendidik. more job for the educators,  pekerjaan ekstra untuk para guru. Tentunya menyiapkan tenaga untuk setting kelas online juga siapkan motivasi untuk menghadapi kelas tatap muka di sekolah.

Hybrid Classroom

Untuk mengakomodir semua siswa baik yang ada di rumah dan dikelas untuk tataop muka terbatas ini, maka berkembangkah metode belajar mengajar yang berbasis teknologi, mulai dari blended learning, flipping classroom, streaming class hingga hybrid learning. Semua metode tersebut mau tidak mau harus berbasis teknologi digital. bagi guru - guru yang memang sudah terlatih dan terbiasa menggunakan teknologi dalam kesehariannya maka hal ini bukan lagi hambatan. 

Yang harus menjadi pusat perhatian kita adalah pada guru senior atau tenaga pendidika yang memang masih dibilang gagap teknologi. Untuk para pejuang kelas ini, menggunakan metode mengajar dengan berbagai macam media digital , yang semakin bervariasi, masih merupakan kesulitan yang pada hasilnya membuat mereka mendapatkan  mind block  saat harus mempersiapkan kelas dengan salah satu metode berbasis teknologi digital.

Hybrid Classroom itu seperti apa sih ? menurut seorang ibu guru Bahasa Inggris senior yang mengajar di sebuah SMA swasta di kota Sukabumi ( Yang pada saat itu adalah peserta workshop saya tentang Hybrid Learning ), Ibu Dewi, beliau mendeskripsikan hybrid learning itu sebagai kombinasi antara kelas online dan offline, yang lalu ditambahkan oleh seorang guru lain dalam workshop, bahwa hybrid learning adalah kombinasi dari pertemuan tatap muka dan online dengan berbasis teknologi. kita bisa menyimpulkannya dengan sederhana seperti itu.

Lalu pertanyaan berikutnya, bagaimanakah bentuk hybrid learning yang sudah diterapkan oleh sekolah saat ini ? pertanyaan ini dijawab oleh seorang peserta workshop, yang juga seorang guru di SMA di Kota Sukabumi. menurutnya sekolah tempat beliau mengajar sudah menerapkan Hybrid classroom dimana tools yang digunakan adalah menggunakan zoom meeting atau Microsoft Teams hingga baik siswa yang di rumah dan tatap muka disekolah bisa langsung saling berinteraksi dengan gurunya secara real time. Selain itu kelas pun bisa direkam untuk nantinya di pelajari ulang oleh siswa yang berhalangan hadir pada hari itu.

Apakah yang menjadi kendala dalam Hybrid Learning ini ? hampir semua peserta workshop menjawab bahwa, rata rata siswa mengeluh saat ujian, karena bagi siswa yang harus di rumah dan ujian melalui online mereka merasa rugi, tidak mendapatkan kesempatan yang sama dengan rekannya yang bisa tatap muka. Intinya adalah bukan sistem atau tools nya yang menjadi hambatan tetapi adalah motivasi siswa hingga akhirnya mempengaruhi motivasi guru juga.



MGMP Bahasa Inggris Workshop Picture

Ada berbagai macam Strategi, Tools, Media dan metode yang bisa digunakan untuk menciptakan Kelas Hybrid, tentunya hal itu pun disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia, penguasaan terhadap teknologi yang tepat guna serta kesesuaian teknologi digital yang dapat digunakan. 

Begitu banyak pertanyaan mengenai media apa saja yang bisa di gunakan dalam kelas Hybrid ini. Jika kita bisa luangkan waktu sedikit saja untuk mencari dengan Surfing di internet. Maka ada banyak aplikasi dan metode yang saat ini sedang happening. 

Salah satunya adalah model Flipping classroom. Apa itu? Flipping classroom adalah merekam kelas Hybrid kita, yang kita laksanakan real time. Metode ini ditujukan agar siswa dapat melihat ulang rekaman materi yang disampaikan beserta pertanyaan yang diajukan saat kelas berlangsung, berulang ulang. Dimana saat kita mengajar untuk siswa yang hadir di kelas untuk tatap muka bersamaan dengan siswa yang belajar dari rumah, lalu kita rekam pertemuan tersebut denganaplikasi yang kita gunakan. 

Contoh ;
Mengajar dikelas menggunakan Zoom meet, menyalakan kamera agar siswa yg di rumah dapat tatap muka secara virtual, merekam kondisi kelas dan meminta siswa yang hadi tatap muka untuk mengajukan pertanyaan secara langsung, lalu membahas pertanyaan tersebut live. 

Setting kelas virtual dengan zoom untuk recording/merekam dan akan lebih baik jika kita bisa live melalui YouTube channel atau media sosial lain. Dengan begitu pertemuan akan terekam. Dengan baik. 

Bagikan materi berupa Slide di layar serta tampilkan juga pada siswa yang ada dikelas menggunakan proyektor. 

Voila! Kelas terekam. Jika tidak live streaming, maka hasil rekaman bisa kita edit untuk kita upload dan bagikan pada siswa. Teknologi hadir untuk memudahkan bukan mempersulit. 

Lalu ada opini dari seorang peserta yang menjelaskan bahwa. Bukan hanya guru yang akan harus ekstra belajar menggunakan teknologi tersebut, masalah yang dihadapi adalah tidak semua siswa juga memiliki tingkat literasi digital yang mumpuni. 

Yang menjadi polemik adalah, bahwa siswa dan guru dituntut harus bisa menguasai teknologi dalam waktu yang singkat, tanpa ada sosialisasi tentang pehaman teknologi dan persiapan dalam mengikuti perkembangannya. 

Itulah mengapa sekarang banyak sekali komunitas yang gencar mempromosikan kelas Literasi Digital terutama untuk guru. Seperti yang di laksanakan oleh PB PGRI salah satunya. Bersama inisiatornya Bapak Wijaya Kusumah program Gerakan Guru Motivator Literasi Digital yang menggunakan aplikasi Whatsapp dan Zoom meet untuk belajarnya, sudah diikuti oleh tidak kurang dari 1000 peserta yang tergabung dalam 6 grup Whatsapp. 

Dengan teknology yang tepat dan memahami perkembangannya, mengajar jadi lebih menyenangkan dan inovatif. 

Mengajar Dengan Motivasi

Bapak ibu guru adalah motivator, inspirator fasilitator dan yang paling penting adalah edukator. Mengajar bukan hanya proses transfer ilmu kita ke siswa atau peserta didik. Menurut Muh Asrar dari SMA Negeri 2 Makasar pada website seolahnya memaparkan bahwa Mengajar dalam paradigma baru adalah proses mengatur lingkungan sedemikian rupa sehingga peserta didik mau belajar atau dengan istilah lain adalah proses membelajarkan peserta didik.

Dari pendapat beliau menunjukkan bahwa proses mengajar adalah proses dimana kita sebagai guru bertugas sebgai motivator. Tentunya guru adalah role model , guru juga memgang tugas untuk membangkitkan selera peserta didik agar merasa ingin untuk berada dikelas dan fokus pada materi yang disampaikan. 

Mengajar dengan motivasi diri yang penuh, jangan pernah sekalipun kita merasa tidak termotivasi. Karena dalam kondisi apapun menampakkan diri penuh motivasi dan semangat untuk peserta didik kita adalah tuntutan diri, Termotvasi dan memotivasi adalah kebutuhan kita. Mengajarlah dengan Hati, dari hati agar menyentuh hati, Hingga mengajar itu akan menyenangkan.

Mengajar adalah hal yang sangat menyenangkan, bagi yang tidak mudah jenuh, yaa bagi yang tidak mudah bosan. mengajar untuk saya pribadi adalah sebuah petualangan yang menegangkan, menyenangkan dan membangkitkan adrenalin yang berulang.Bagaimana tidak ? setiap kita sebagai guru akan bertemu dengan manusia -manusia unik ciptaan Tuhan yang berkumpul disekitar kita , didalam kelas kita dengan latar belakang yang bergitu berwarna. mereka membuat hidup kita lebih berwarna juga dengan tingkahnya yang terkadang, well, sedikit bikin kita menggertakan gigi atau perilaku yang bahkan bisa membuat kita terkekeh.

Mengajar dalam versi saya itu adalah membagikan energi positif kita setiap hari dan menerima energi positif setiap waktu. Untuk saya mengajar juga akan membawa kita ke berbagai macam kisah yang tidak terduga. Saat saya masuk kelas dimana Om Jay mengajar menulis saya dipertemukan dengan salah satu guru SMA saya yang paling gaul. Lalu saat saya mengajar Kursus bahasa Inggris disebuah institusi pendidikan tinggi ditahun 2012, saya dipertemukan dengan seorang ayah dari mahasiswa saya, yang pada akhirnya membuka jalan untuk saya bertugas di Institut Pertanian Bogor.

Mengajar selalu begitu menyenangkan untuk saya, karena dapat berbagi begitu banyak ilmu yang saya dapat dan memberikan impact  terhadap kehidupan peserta didik saya , sedikit banyaknya. Mengajar juga adalah proses belajar yang menyenangkan , karena saat mengajar kita juga mendapat ilmu baru, apa itu ? ilmu untuk memahami karakter manusia yang bervariasi, ilmu untuk belajar mengerti kondisi peserta didik kita dan kondisi diri kita, ilmu untuk menerima bahwa Guru (Untuk saya) bukanlah manusia yang paling pintar dikelas, tetapi seseorang yang belajarnya fokus pada satu ilmu dan mungkin belajarnya jauh lebih dulu dari muridnya. 



Photo Koleksi Pribadi

Ayo mengajar, bagikan enerdi positif kita sebanyak mungkin, karena itu adalah tabungan energi positif untuk kita dihari tua nanti. Mengajar itu menyenangkan seperti membuka kan jalan kehidupan baru untuk banyak pembelajar.