EFT BILINGUAL oleh Ms.Phia
Video Courtesy : Deddy Corbuzier Close the Door Podcast Show (Cinta laura Episode)
Video Courttesy : Layangan Putus Movie clip
EFT Docs
Hari ini sangat menarik karena saya harus mengisi materi untuk kelas English For Teachers (EFT) yang diselenggarakan oleh PB PGRI dan di dukung oleh guru guru hebat se-Nusantara dalam Tim Supervisor. Two thumbs up For You Guys TEAM.
The topic that I have to deliver is taken from my Thesis research, judul penelitian thesis saya adalah Code Mixing dan Code Switching On Deddy Corbuzier's Close the Door Podcast Show. Alasan saya memilih judul tersebut karena saya sangat tertarik menggali fenomena yang terjadi dikalangan anak muda "zaman Now" Bilingual dan Multilingual.
fenomena apakah itu ? Ingat dengan sebutan atau panggilan Gaya anak Jaksel ? yang literary, keren banget and make me want to ikutan keren. ha -ha . Yes, fenomena menggunakan bahasa campuran atau bilingual antara bahasa Indonesia dengan English, yang sekarang makin terdengar seperti hal yang lumrah.
Bilingual , apa itu bilingual ? Bilingualism adalah menggunakan dua code bahasa yang berbeda dalam satu bagian berbicara, dan menurut Bloomfield
" bilingualism is the ability of a speaker to use two languages every bit as good as one another (in Chaer and Agustina, 2010,p.85-86)."
Kemampuan seorang pembicara dalam menggunakan dua bahasa yang berbeda dalam satu kali bicara dengan penguasaan yang sama baiknya dari setiap bahasa tersebut.
Sekarang ini disaat teknologi semakin cepat berkembang dan komunikasi denganbangsa asing dalam waktu yang terhitung instant atau fast paced communication, penguasaan terhadap skill bahasa asing menjadi sebuah keniscayaan, bagaimana tidak jika kita analisa lebih dalam, kebutuhan akan berkomunikasi dengan berbagai manusia dari berbagai belahan dunia adalah salah satu acara paling efektif untuk mengembangkan bisnis, membangun network dan menambah wawasan.
Munculah lagi yang disebut dengan Multilingual, apalagi ini ? tentunya sudah bukan hal yang aneh , multingual adalah kemampuan seorang pembicara dalam menggunakan beberapa bahasa dalam a single speaking time. Semua bahasa yang si pembicara gunakan memang terkesan campur aduk, tapi nyatanya dengan mencampurkan beberapa bahasa itu akan menunjukkan betapa kayanya kosakata yang dikuasai si pembicara dan betapa cepatnya daya kerja otak untuk menerjemahkan kata kata itu kedalam kaidah bahasa yang tidak hanya katanya tetapi juga karakter, dan aturannya persis seperti pembicara aslinya (native speaker).
Nah, dengan kemampuan bilingual atau Multilingual ini maka munculah bahasan mengenai Code-Mixing dan Code-Switching atau campur dan ganti kode bahasa. Apa itu Code mixing dan Code Switching dalam percakapan ? tentunya adalah metode yang digunakan dalam prose pencampuran dua bahasa atau lebih oleh si pembicara.
Code Mixing Adalah proses mencampurkan bahasa dalam satu kalimat pembicara atau dalam satu proses pembicaraan, sperti gaya anak Jaksel tadi. Sebetulnya dalam konteks belajar untuk menguasai kemampuan berbicara bahasa asing terutama bahasa Inggris, cara campur kode ini sangat efektif dalam proses membiasakan lidah untuk mengatakan kosakatanya juga membiasakan otak kita berkata dalam bahasa tersebut.
Proses campur kode ini juga dianggap efektif untuk emphasizing makna kata, banyak pembicara sekarang ini yang mencampurkan kode bahasa antara Bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris dalam setiap percakapannya. Jika beberapa tahun silam, proses ini dianggap kurang pantas atau terdengar seperti kurang tepat, maka dalam era digital sekarang ini pencampuran kode atau bahasa pada sebuah percakapan sudah terdengar sangat familiar. Bahkan bahasa Inggris sudah semakin banyak yang menggunakan sebagai bahasa kedua di nusantara ini.
Seperti contoh yang diberikan pada materi diambil dari cuplikan sebuah program talkshow seorang public figur ternama yaitu Deddy Corbuzier, yang dalam setiap tuturannya menggunakan dua bahasa , yaitu bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Pada cuplikan video Deddy Corbuzier berbicara dengan seorang seniman papan atas yaitu Cinta Laura yang terkenal dengan aksen "Bule" nya yang kental. Tidak hanya Cinta laura yang notabene memang seorang multilingual karena memiliki orangtua yang juga multilingual tetapi juga Deddy Corbuzier yang biasa berbiacara dengan putranya dalam dua bahasa tersebut. Mereka tampak natural sekali menggunakan kedua bahasa itu setiap kali bertutur.
Lalu contoh kedua diambil dari cuplikan sebuah serial pendek Indonesia yang tengah viral dengan line " it's my dream, not hers" nya , film tersebut menunjukkan kepada kita kenyataan umum atau fenomena sekarang ini dimana orang Indonesia pun sekarang sudah semakin banyak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, yang juga kerapkali digunakan dalam proses bilingual, hingga jika kita lihat maka banyak netizen yang tersihir dengan setiap ungkapan dalam dua bahasa tercampur yang di tuturkan didalamnya. bahkan seolah menjadi jargon dari fim ini dan diikuti oleh para penontonnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Dari dua sampel diatas sebetulnya secara tidak langsung mengenalkan kepada masyarakat di Indonesia mengenai penggunaan dua bahasa atau bilingual dalam percakapan sehari - hari, toh semakin banyak sekarang yang juga mengambil ungkapan "It's my dream, not hers" tersebut sebagai jargon untuk mempromosikan produknya. maka proses menjadikan bahasa Inggris sebagai bahsa ke dua sudah bukan lagi sebuah keniscayaan bagi bangsa ini.
Adapun beberapa tujuan penutur menggunakan campur kode atau pindah kode ini adalah sebagaimana di paparkan dalam slide diatas, yaitu :
- Menjelaskan makna sebuah kata dalam bahasa Ibu (L1) menggunakan kata dalam bahasa Asing/kedua ( L2) .
- Menarik perhatian orang kedua agar fokus pada kata yang ingin ditekankan.
- Menunjukkan kemampuan inteligensi seseorang.
- Menunjukkan status sosial , seolah dianggap dapat menunjukkan penutur dari kalangan dengan status sosial yang tinggi, atau meingkatkan prestise.
- Melatih penguasaan kemampuan bahasa Asing ( dalam hal ini adalah bahasa Inggris)
Metode Code mixing dan Code-Switching ini juga cukup efektif digunakan dalam proses belajar menggunakan bahasa Inggris, terutama dalam melatih kemampuan berbicara dan kosakata. A la bisa karena biasa, begitulah pepatah nya, maka dengan membiasakan menggunakan istilah, kata, frase atapun kalimat dalam bahasa Inggris yang sudah difahami dan mencampurnya dengan bahasa Indonesia atau (L1), merupakan metode yang efektif dan tepat sasaran. Merujuk pada pembentukan kebiasaan baru maka skill berbahasa adalah skill yang dapat dikuasai melalui proses yang tidak instan.
Proses pembiasaan ini dapat membentuk keberanian untuk mencoba bahasa baru yang sedang dipelajarii, kembali pada salah satu tujuan penggunaan campur kode diatas, bahwa dengan proses tersebut maka penutur selain akan melatih English skills nya juga akan meningkatkan prestisenya sebagai pembelajar dan individual dalam lingkungannya.
Dengan menggunakan metode tersebut maka penguasaan kemampuan berbahasa Inggris sudah bukan hal yang sulit lagi, tinggal mengumpulkan keberanian dan konsisten dalam mempertahankan proses yang kontinyu. Selamat mencoba!!
4 comments:
Exiting and inspiring...code mixing or switching has become trend setter milenial people ..especialy the younghers it become "bahasa gaul".....like "wait yah gue otw nih "..its has the Millennials every days language
Terimakasih Mz. Phia
Let's do code mixing and code switching so we can speak bilingual or multilingual.
I think your performance is awesome. I like it. It is one of ways for increasing the knowledge especially in public speakng . I am very proud of you. Keep fighting , Ms. Phia.💪👍🤗
Post a Comment